Rabu, 06 Maret 2013

EVOLUSI MANUSIA



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagian orang yang pernah mendengar “teori evolusi” atau “Darwinisme” mungkin beranggapan bahwa konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi dan tidak berpengaruh sedikit pun terhadap kehidupan sehari-hari. Anggapan ini sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekedar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia.
Filsafat tersebut adalah “materialisme”. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup. Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta, yaitu Allah .
Banyak yang tidak menerima teori evolusi Darwin. Aliran yang sering dianggap berlawanan dengan teori evolusi adalah penciptaan yang dikenal dengan “Teori Penciptaan Khusus” yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan secara terpisah.


BAB II PEMBAHASAN
PERTENTANGAN ANTARA TEORI EVOLUSI DARWIN DENGAN TEORI PENCIPTAAN KHUSUS

A.    Sejarah  Teori Evolusi Darwin
Orang yang mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis amatir dari Inggris, Charles Robert Darwin. Darwin tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle, yang berangkat dari Inggris tahun 1832 dan mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun. Darwin muda sangat takjub melihat beragam spesies makhluk hidup, terutama jenis-jenis burung finch tertentu di kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat. Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep “adaptasi terhadap lingkungan”. Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
Hipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apa pun; tetapi kemudian ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan dan dorongan para ahli biologi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini.
Darwin menamakan proses ini “evolusi melalui seleksi alam”. Ia mengira telah menemukan “asal usul spesies”: suatu spesies berasal dari spesies lain. Ia mempublikasikan pandangannya ini dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species, By Means of Natural Selection” pada tahun 1859.
Darwin sadar bahwa teorinya menghadapi banyak masalah. Ia mengakui ini dalam bukunya pada bab “Difficulties of the Theory”. Kesulitan-kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan sejumlah penjelasan yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan tersebut.
Saat menyusun teorinya, Darwin terkesan oleh para ahli biologi evolusionis sebelumnya, terutama seorang ahli biologi Perancis, Lamarck. Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi. Sebagai contoh, jerapah berevolusi dari binatang yang menyerupai antelop. Perubahan itu terjadi dengan memanjangkan leher mereka sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan yang lebih tinggi untuk memperoleh makanan. Darwin menggunakan hipotesis Lamarck tentang “pewarisan sifat-sifat yang diperoleh” sebagai faktor yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi.
Namun Darwin dan Lamarck telah keliru, sebab pada masa mereka, kehidupan hanya dapat dipelajari dengan teknologi yang sangat primitif dan pada tahap yang sangat tidak memadai. Bidang-bidang ilmu pengetahuan seperti genetika dan biokimia belum ada sekalipun hanya nama. Karenanya, teori mereka harus bergantung sepenuhnya pada kekuatan imajinasi.
Di saat gema buku Darwin tengah berkumandang, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel menemukan hukum penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke-19. Penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan. Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya adalah kerumitan luar biasa dari kehidupan dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan Darwin.
Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang dalam keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan mengangkat kembali teori ini pada kedudukan ilmiah. Kita dapat memahami maksud upaya-upaya tersebut hanya jika menyadari bahwa di belakang teori ini terdapat tujuan ideologis, bukan sekadar kepentingan ilmiah.

B.     Teori Penciptaan Khusus
Teori penciptaan pertama kali timbul dikalangan Kristen literalis yang tidak dapat menerima evolusi karena dianggap bertentangan dengan narasi kisah penciptaan tujuh hari pada kitab kejadian dalam perjanjian lama, namun belakangan muncul juga dari kalangan islam misalnya penulis kenamaan dari turki yaitu Harun Yahya. Harun yahya melakukan penolakan teori evolusi berdasarkan Al–Quran. Penyebab penolakan sebagian kalangan beragama tersebut mungkin disebabkan anggapan bahwa evolusi menghilangkan “peran tuhan” dalam penciptaan, atau bahkan bahwa evolusi menyokong ateisme.
Evolusi sebagai sains tidak bisa ikut campur persoalan tindakan Tuhan, yang berada dalam ranah keimanan dan di luar sains. Hingga saat ini banyak kalangan masih meragukan kebenaran teori evolusi Darwin, terutama mereka dari kalangan agama.

C.    Kelemahan Teori Evolusi Darwin
Menurut teori evolusi, semua spesies yang ada dialam sekarang ini merupakan hasil evolusi dari sebuah sel primitif protobion yang terbentuk kira-kira 3,8 milyar tahun yang lalu. Menurut teori itu pula, sel hidup pertama berasal dari sel tak hidup melalui peristiwa kebetulan. Ada banyak ahli yang mendukung teori tersebut, tetapi banyak pula yang menentangnya. Kelompok yang menentang teori ini berpendapat bahwa makhluk hidup yang ada dialam ini merupakan hasil penciptaan Sang Maha Pencipta. Teori tersebut dinamakan “Teori Penciptaan Khusus”. Teori ini menyebutkan bahwa makhluk hidup diciptakan secara periodik pada masa-masa tertentu. Pendukung dan penentang teori evolusi tentu memiliki argumen-argumen yang mendukung pendapatnya masing-masing.
Menurut pendapat para ahli yang menganut teori penciptaan khusus, teori evolusi memiliki banyak kelemahan dan tidak memiliki cukup bukti untuk mempertahankan kebenaran teorinya. Menurut mereka, teori evolusi Darwin tidak didasarkan pada temuan ilmiah yang konkret, tetapi dibangun hanya berdasarkan asumsi-asumsi. Menurut penganut teori penciptaan khusus, teori evolusi Darwin memiliki tiga kelemahan mendasar, yaitu:
1.      Tidak dapat menjelaskan bagaimana kehidupandi bumi bermula;
2.      Tidak ada temuan ilmiah yang menunjukkan bahwa “mekanisme evolusi” yang diajukan oleh teori tersebut memiliki kekuatan untuk berevolusi.
3.      Terdapat catatan fosil yang menunjukkan adanya hal-hal yang berlawanan dari apa yang dikemukakan oleh teori evolusi.
  
1 Teori evolusi tidak dapat menjelaskan bagaimana kehidupan di bumi bermula
Menurut teori evolusi, semua spesies makhluk hidup adalah produk evolusi sebuah sel tunggal yang muncul dari bumi primitive sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu. Dari sebuah sel tunggal tersebut, secara berangsur-angsur akan terbentuk jutaan spesies makhluk hidup yang kompleks. Karena tidak mengenal adanya penciptaan, teori evolusi bertahan bahwa sel pertama bermula secara kebetulan dalam hukum-hukum alam tanpa rancangan dan pengaturan apapun. Teori evolusi menyatakan bahwa materi tak hidup dapat memproduksi sebuah sel hidup sebagai hasil dari suatu peristiwa kebetulan.
Dalam teorinya, Darwin tidak pernah merujuk kepada asal usul kehidupan. Pemahaman sains pada masa Darwin masih beranggapan bahwa makhluk hidup mempunyai struktur yang sangat sederhana sehingga pembentukan sebuah sel hidup dari bahan tak hidup sangat mungkin terjadi. Pada saat Darwin menyusun teorinya, teori abiogenesis atau generatio spontanea masih dianut oleh dunia ilmu pengetahuan pada waktu itu, dan merupakan landasan bagi teori evolusi. Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.  
Namun kemudian., teori ini dipatahkan oleh teori biogenesis. Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzaro Spallazani, dan Louis Pasteur.
        Percobaan Fransisco Redi
Fransisco redi (1668), seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkaian penelitian menggunmakan daging segar. Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan wadah yang lain tidak ditutupi.  Setelah beberapa hari, pada daging yang tidak tertutup mulailah didatangi lalat dan keluar belatung-belatung.  Sementara itu, yang tertutup tidak ditumbuhi belatung. Redi memperhatikan bahwa belatung-belatung tadi tumbuh menjadi lalat. Sehingga tumbuh istilah omne vivum ex ovo (makhluk hidup berasal dari telur).
         Percobaan Lazzaro Spallazani
Pada tahun 7765, seorang biologiwan Italia bernama Lazzaro spallazani melakukan percobaan dengan merebus kaldu dalam wadah hingga mendidih dan kemudian menutup wadah (tabung) dengan rapat. Ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam air kaldu tersebut. Sehingga muncul istilah omne vivum ex vivo.
         Percobaan Louis Pasteur
Akhirnya seorang biologiwan bernama Louis Pasteur pada tahun 1864 melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaannya menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur merebus kaldu hingga mendidih kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya, udara mampu masuk kedalam tabung, namun partikel debu akan menempel pada lengkungan leher tabung. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada baktei yang tumbuh. Namun setelah Pasteur mematahkan tabung leher angsa tersebut, air kaldu dalam tabung kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan bahwa, kehidupanjuga berasal dari kehidupan.
Berdasarkan hasil percobaan para ilmuan diatas, maka muncullah teori biogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Selain itu ada pula istilah omne vivum ex ovo dan omne vivum ex vivo.
Selain itu,alasan utama mengapa teori evolusi tidak dapat menjelaskan tentang asal usul kehidupan adalah karena sel hidup yang paling sederhana pun memiliki struktur yang sangat kompleks. Salah satu kejadian yang sangat sulit dijelaskan dengan peristiwa kebetulan adalah terbentukya protein yang merupakan salah satu penyusun sel hidup. Asam nukleat atau DNA hanya dapat bereplikasi dengan bantuan sejumlah protein tertentu (enzim). Namun, sintesis enzim hanya dapat terjadi dengan adanya informasi yang tersimpan dalam DNA. Karena saling bergantung, keduanya harus ada pada saat yang bersamaan untuk mengadakan replikasi.
Pada kejadian diatas, sangat tidak mungkin protein dan asam nukleat, yang keduanya berstruktur kompleks, muncul secara spontan ditempat dan saat yang sama. Dengan melihat kasus tersebut, sangat sulit dijelaskan bahwa kehidupan dapat bermula dengan cara kimiawi. Seperti yang di firmankan oleh Allah dalam Al Quran sebagai berikut:
Artinya:
 “Dan Allah Telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. An Nuur  (24) :45)
Maksud ayat ini yang menyatakan  bahwa semua jenis hewan diciptakan dari air yaitu air mani (sperma). Sperma ini merupakan suatu sel hidup bukan benda mati. Dan Allahlah yang menciptakan segala sesuatu yang ada dilangit dan bumi.
Karena tidak mungkin terjadi secara alami, kehidupan ada karena diciptakan oleh Tuhan Sang Maha Pencipta. Fakta ini secara eksplisit menggugurkan teori evolusi yang telah mengingkari adanya penciptaan.

2   Tidak ada temuan ilmiah yang menunjukkan bahwa mekanisme evolusi yang diajukan teori evolusi memiliki kekuatan untuk berevolusi   
Dalam buku The Origin Of Species, Darwin menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya mekanisme seleksi alam. Menurut mekanisme seleksi alam makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan kondisi alam habitatnya akan bertahan hidup, sedangkan yang lemah akan cenderung mengalami kepunahan. Contohnya pada sekawanan rusa yang hidup di padang rumput yang terancam oleh pemangsa, mereka yang mampu berlari lebih kencang akan mampu bertahan hidup. Sedangkan yang tidak akan mati. Pada akhirnya, yang terbentuk adalah kawanan rusa yang mampu berlari kencang, namun siapa yang dapat menjamin  kebenaran teori bahwa mekanisme seleksi alam seperti contoh diatas menyebabkan rusa berevolusi membentuk spesies lain yang berlari kuat dan cepat.  
Hukum pewarisan sifat yang ditemukan oleh Mendel dan diakui oleh ilmu genetika yang berkembang pada abad ke 20, menggugurkan pendapat bahwa sifat-sifat yang diperoleh melalui seleksi alam akan diteruskan ke generasi berikutnya. Dengan demikian, menurut pengamat teori penciptaan, seleksi alam tidak dapat menunjukkan mekanisme evolusi.
  Selain seleksi alam, mekanisme mutasi juga dianggap merupakan penyebab terjadinya evolusi. Menurut paham evolusi modern, mutasi dianggap (perubahan pada gen makhluk hidup karena factor-faktor eksternal, seperti radiasi atau kesalahan replikasi) sebagai penyebab munculnya variasi yang menguntungkan. Menurut teori evolusi, jutaan makhluk hidup yang ada diatas muka bumi terbentuk sebagai hasil dari proses banyak organ kompleks organisme. Akan tetapi, sebuah fakta ilmiah seketika melemahkan teori tersebut. Berdasarkan fakta, mutasi tidak menyebabkan makhluk hidup berkembang, tetapi cenderung merugikan.
Hal itu terjadi karena DNA memiliki struktur yang sangat kompleks dan mutasi dalam bentuk pengaruh acak dapat mengakibatkan kerusakan pada DNA. Telah dipahami bahwa mutasi, yang ditampilkan sebagai sebuah mekanisme evolusioner, sebenarnya merupakan peristiwa genetic yang merugikan makhluk hidup dan menjadikan mereka cacat. Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa sebuah mekanisme yang merusak tidak mungkin menjadi mekanisme evolusioner. Fakta ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak terdapat mekanisme evolusioner dialam. Karena tidak ada  mekanisme evolusioner, tidak mungkin pula terjadi proses evolusi dialam.

3 Terdapat catatan fosil yang menunjukkan adanya hal-hal yang berlawanan dari apa yang dikemukakan teori evolusi
Menurut teori evolusi, setiap spesies makhluk hidup berasal dari spesies terdahulu. Suatu spesies yang telah ada sebelumnya lama-kelamaan akan berubah menjadi spesies lain. Semua spesies dialam ini terbentuk dengan cara seperti itu, secara perlahan dan dalam periode perubahan yang panjang. Para penganut teori evolusi percaya bahwa makhluk-makhluk peralihan pernah hidup dimasa lampau merupakan bentuk-bentuk transisi.
Namun, para penganut teori penciptaan menyebut makhluk-makhluk tersebut merupakan makhluk khayalan yang tidak pernah ada. Para penganut teori penciptaan berkeyakinan bahwa jika spesies transisi tersebut benar-benar pernah ada, pasti terdapat jutaan makhluk peralihan yang jumlahnya tiap spesies juga berjuta-juta. Selain itu, catatan fosil yang telah ditemukan tidak menunjukkan adanya evolusi bertahap, tetapi memperlihatkan adanya ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup yang disertai dengan kepunahan kelompok lain. Hal ini seperti disebutkan dalam Al Quran sebagai berikut:
Artiya:
“Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As-Sajdah (32) :7)
Pada ayat tersebut jelas disebutkan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya, bukan karena mengalami perubahan bentuk seperti yang dikemukakan oleh teori evolusi. Ayat ini tentu bertentangan sekali dengan teori evolusi.
Baik teori penciptaan maupun teori evolusi, masing-masing memiliki penjelasan tentang asal usul makhluk hidup. Teori penciptaan menyatakan bahwa organisme yang muncul dibumi sepenuhnya telah maju, sedangkan teori evolusi menyatakan bahwa organisme muncul dari bentuk yang sederhana. Organisme yang sederhana ini, selanjutnya berangsur-angsur berkembang menjadi spesies yang lebih maju.

Penciptaan manusia dalam pandangan Islam
Paham penciptaan khusus bukan hanya muncul dikalangan kristen literalis. Belakangan muncul juga dikalangan islam misalnya penulis kenamaan dari turki yaitu Harun Yahya yang melakukan penolakan teori evolusi berdasarkan Al–Quran.
Teori Darwin menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Teori ini sangat keliru dan perlu diluruskan.
Harun Yahya membantah teori evolusi ini dalam bukunya yang berjudul “Keruntuhan Teori Evolusi”. Dia mengemukakan bahwasanya fakta paling menarik dan penting yang menggugurkan landasan utama silsilah imajiner teori evolusi ini adalah sejarah manusia modern, yang ternyata cukup tua.
Kera merupakan hewan dan merupakan makhluk tersendiri. Hewan tidak berakal. Sedangkan manusia juga merupakan makhluk sendiri dan manusia diberi akal oleh Sang Pencipta. Mana mungkin manusia berasal dari kera. Kalau manusia berasal dari kera, berarti nenek moyang manusia adalah hewan kera. Ini sangat tidak masuk akal dan bertentangan sekali dengan keterangan-keterangan dalam kitab-kitab Allah (Zabur, Taurat, Injil dan Al Qur’an).
Dan bantahan tersebut di uraikan oleh Harun Yahya dengan bukti-bukti dari ayat-ayat berikut :
Artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Artinya:
 “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadiannya), dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku kedalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”. (QS.Al Hijr (15) : 28-29)
Artinya:
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.  Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina”.(QS. As Sajdah (32) : 7-8)
Artinya:
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat”. (QS. Al insaan (76) :2)

Dari ayat-ayat diatas Allah telah menjelaskan tentang asal kejadian manusia pertama yang berasal dari tanah. Dan kemudian keturunannya-keturunannya dari air mani yang telah bercampur (benih laki-laki dan perempuan). Dan kemudian memberikan bentuk yang sebaik-baiknya bagi mereka (manusia). Pada ayat-ayat diatas Allah tidak menjelaskan bahwa manusia berasal dari hasil evolusi hewan sejenis kera. Dan tentunya, ayat-ayat diatas merupakan suatu bantahan keras bagi teori evolusi.
Selain itu, Allah juga menjelaskan tentang tahap-tahap proses kejadian (penciptaan) manusia, seperti dijelaskan dalam surat Al Mu’minuun ayat 12-14:
Artinya:
“Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. Al Mu’minuun (23) :12-14) 
Dalam ayat diatas, Allah memberitahukan kepada kita semua tentang bagaimana tahap-tahap terciptanya manusia, mulai dari pengokohannya dalam rahim hingga terbentuk menjadi makhluk yang akan lahir ke dunia ini. Tiada ada manusia dan segala makhluk, melainkan karena kuasa dan kehendak dari ALLAH SWT Sang Maha Pencipta. Maha kuasa Allah atas segala ciptaan-Nya.





BAB III
PENUTUP

Simpulan
Tokoh evolusi pertama yang pendapatnya tentang evolusi diterima oleh dunia pengetahuan alam adalah Charles Robert Darwin. Pendapat beliau tercantum dalam buku yang diberinya judul “On The Origin of The Species by Means of natural selection“. Didalam buku ini termuat ajaran Darwin mengenai pokok–pokok evolusi yaitu:
1.      Bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk pada masa silam.
2.      Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Banyak yang tidak menerima bahwa segala jenis makhluk hidup, termasuk menusia berasal dari proses alam. Aliran yang sering dianggap berlawanan dengan teori evolusi adalah Paham Penciptaan Khusus yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan secara terpisah. Menurut penganut teori penciptaan khusus, teori evolusi Darwin memiliki tiga kelemahan mendasar, yaitu:
1.      Tidak dapat menjelaskan bagaimana kehidupandi bumi bermula;
2.   Tidak ada temuan ilmiah yang menunjukkan bahwa “mekanisme evolusi” yang diajukan oleh teori tersebut memiliki kekuatan untuk berevolusi.
3.  Terdapat catatan fosil yang menunjukkan adanya hal-hal yang berlawanan dari apa yang dikemukakan oleh teori evolusi.



Saran
Kami mengharapkan makalah ini dapat dijadikan suatu penunjang pembelajaran bagi kita semua terutama bagi para pembaca.





DAFTAR PUSTAKA

Pujianto, sri. 2008. Dunia Biologi. Solo: Platinum.
Surya. 2010. Genetika. Yogyakarta: UGM Press
Yahya, harun. 2004. Keruntuhan Teori Evolusi. Bandung: Dzikra
http://www.crayonpedia.org/mw/Teori Asal - Usul Kehidupan 12.2

1 komentar:

  1. Maaf teman teori evolusi gagal total karena tidak berujung dan tidak bermula. Berikut penjelasannya
    Membantah teori evolusi sampah
    Terimakasih

    BalasHapus