Selasa, 11 Desember 2012

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Masyarakat  telah mempunyai organisasi sejak lama atau sejak kelembagaan masyarakat  mulai terbentuk. Masyarakat membentuk organisasi kemasyarakatan karena hubungan sosial yang mengatur segala kehidupan secara komunal. Relasi sosial yang menjadi dasar pembentukan masyarakat  biasanya dicerminkan ke dalam bentuk ikatan kerabatan atau  mengenai tata aturan kehidupan bermasyarakat dalam sebuah kawasan. Tata aturan yang mengatur kehidupan masyarakat jarang sekali tertulis, mengingat tata aturan yang berlaku biasanya diturunkan dari generasi ke generasi melalui tuturkata.
            Proses membangun komunitas mobilizable disebut “Pengorganisasian masyarakat”. ini melibatkan “kerajinan” dan membangun sebuah jaringan abadi orang, yang mengidentifikasi dengan cita-cita bersama, dan siapa yang bias terlibat dalam aksi sosial  atas dasar cita-cita. Dalam prakteknya, jauh lebih dari micromobilization atau strategi franning (snow et al, 1986)
            Pengorganisasian masyarakat adalah proses kekuatan bangunan yang meliputi orang dengan masalah dalam mendefinisikan komunitas mereka, mengidentifikaikan masalah yang mereka ingin alamat, solusi mereka ingin mangejar, dan metodeyang mereka akan gunakan untuk menacapai solusi mereka konfrontasi, dan dengan bujukan atau bernogosiasi dengan mereka untuk mencapai tujuan masyarakat. (Charles tilly, 1984)
            Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan social.
Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya masih menjadi pilihan yang patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan. Yang diharapkan dapat mendorong kesadaran dan pemahaman kritis masyarakat tentang  berbagai aspek yang senantiasa berkembang dalam kehidupan masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan budaya sebagai alat dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih demokratis maupun dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Organisasi masyarakat merupakan kekuatan yang memperjuangkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Dalam melakukan perjuangan kepentingan masyarakat, organisasi masyarakat tidak akan henti – hentinya sampai kapanpun. Sebab, musuh – musuh masyarakat  juga tidak akan henti – hentinya dalam melakukan penindasan terhadap masyarakat.
Bentuk organisasi masyarakat biasanya sudah terdapat dalam tata aturan hukum adat yang berlaku. Bisa berbentuk paguyuban, adat-adat, atau kesukuan. Bentuk organisasi masyarakat bisa sangat fleksibel dalam mengikuti tata aturan hukum adat yang berlaku dalam setiap daerah masing – masing dan tidak ada kriteria khusus yang mengaturnya. Kepemimpinan yang berlaku juga demikian, sangat beragam. Hampir semua masyarakat mempunyai ciri yang khas dalam melakukan kepemimpinannya. Pada prinsipnya, setiap organisasi mayarakat mempuyai bentuk yang berbeda, kepemimpinan yang berbeda, tetapi semuanya tetap dalam satu tujuan membangun kepentingan bersama masyarakat.
Landasan filosofis dari kebutuhan untuk melakukan pengorganisasian masyarakat  adalah pemberdayaan. Karena pada dasarnya  masyarakat sendiri yang seharusnya berdaya dan menjadi penentu dalam melakukan perubahan sosial.
  Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan yang mendasar dari kondisi ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Dalam konteks masyarakat, perubahan sosial juga menyangkut multidemensional. Dalam demensi ekonomi seringkali ‘dimimpikan’  terbentuknya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat.

  1. TUJUAN PENULISAN
a.                   Tujuan umum
 Agar dapat membentuk suatu system pengorganisasian masyarakat dan dapat memberi gambaran tentang pengorganisasian masyarakat

b.                  Tujuan khusus
1. Agar dapat memahami konsep pengorganisasian masyarakat
2. Agar dapat memahami prinsip-prinsip pengorganisasian masyarakat
3. Agar dapat memahami pengertian dan ciri-ciri pengorganisasian masyarakat
4. Dapat memahami pengorganisasian masyarakat sebagai proses penyadaran kritis.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi
Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yag sudah dikenal dan dipakai
oleh para pekerja social di amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya koordinatif
            memberikan pelayanan kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru dating. (Garvin
            dan cox)
                        Menurut “Ross Murray” pengorganisasian masyarakat adalah suata proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhandan menentukan prioritas dari keutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembengkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai denganskala prioritas berdasarkanatas sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang besar dari luar dengan usaha gotong royong.
Organisasi adalah perseutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang di miliki. (Azrul Azwar, 1996).
Pengorganisasian adalah pengelompokan beerbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah di tetapkan  dapat dicapai degan memuaskan.

B.     Aspek-aspek Pengorganisasian Masyarakat

Pada  pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung didalamnya, yaitu:
1.      Proses
a.       Merupakan proses yang terjadisecara sadar, tetapi mungkin juga tidad disadari
b.      Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan
c.       Dalam posesnya ditemukan unsur-unsur kesukarelaan, kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya.
d.      Kesukarelaan yang terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebuthan kelompok atau masyarakat
e.       Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yangdihadapibisanya ditemukanpada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya
f.       Selajutnya menginstruksikan kepada masyarakat untuk bersama mengatasinya
2.   Masyarakat
Masayarakat biasanya di artikan sebagai :
a.    Kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis : desa, kecamatan, kabupaten, dsb.
b.   suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang leih besar
c.    Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar
d.   Kelopok yang secara bersama-samamencoba mengatasi masalah danmemenuhi kebutuhannya

3.   Berfungsinya masyarakat
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-lakah sebagai beriut :
a.       Menarik orang-orang yang mempunyai insiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani maslah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
b.      Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat
c.       Melakukan upaya peyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan rencana tersebut.

  1. Persyaratan  Petugas 
Untuk menentukan seseorang sebagai “Community Worker”, harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik   kepercayaan masyarakat,
2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat,
3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang dapat    digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah,
4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik   komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat,
5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal leader maupun informal leader,
6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya,
7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada masyarakat,
8. Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.

D. Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat

Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :
1. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan, Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.
2. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu.
Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.
3. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.

E. Langkah- Langkah Pengorganisasian Masyarakat
Menurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
1. Persiapan sosial :
a). Pengenalan Masyarakat
b). Pengenalan Masalah
c). Penyadaran Masyarakat
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Perluasan

1. Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat.
Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan.
a. Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b. Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam.
Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah:
1). Beratnya Masalah
Yang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
2). Mudahnya Mengatasi
Yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah tersebut.
3). Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat
Yang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat
4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
Misalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.

c. Tahap Penyadaran Masyarakat
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
1) . Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi,
3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :
1). Lokakarya Mini Kesehatan,
2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
3). Rembuk Desa

2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah
a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
b. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah,
c. Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat
d. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.

3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :
a. Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung
Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring
 Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.
 Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
b. Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan
   Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program
 Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.
 Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.

4. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Perluasan Kuantutatif
Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
b. Perluasan Kualitatif
Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

F. Mobilisasi Organisasi Masyarakat
Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif dan terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi – organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat daftar organisasi yang ada
2. Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya
3. Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program
4. Membuat perkiraan kemungkinan hal-hal yang dapat membantu program dari setiap organisasi
5. Mengatur strategi agar organisasi-organisasi yang netral dapat segera diajak masuk dalam program dan menetralisir organisasi-organisasi lain yang menentang.

G. Partisipasi & Peranan Organisasi Setempat

Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan asal ikut ramai–ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan dan untuk apa ikut dalam usaha bersama itu.
Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut.
Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya adalah :
Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll.
Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan moral, bantuan pikiran dll.
Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.
Hal ini mengakibatkan “terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah.


BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami susun berdasarkan kerja sama yang baik, yang teorinya juga bersumber dari beberapa buku panduan. Akhirnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya kami dapat merangkum dalam sebuah makalah yang sederhana ini.

A. KESIMPULAN
1.      Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan social.
2.      Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal di suatu wilayah dengan batasan tertentu dan saling berinteraksi
3.      Aspek aspek masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian, masyarakat, dan tugas yang diemban masyarakat

B.     SARAN & HARAPAN

1.      Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
2.      Jika masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami berharap  dapat kita diskusikan bersama
3.      Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya sebagai pedoman belajar




DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Arul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ke-3. Binarupa Aksara.           Jakarta
Bobo. Kim, Jackie Kendall, Steve Max. Organize. ( 1994). Organizing for sosial Change. A Manual for Activist in The 1990s. Seven Locks Press. California.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar