Jumat, 14 Desember 2012

KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL



A.    KONSEP DASAR
1.      Pengertian
Menurut Carpenilo JL. (1998) kerusakan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau resiko mengalami respon negative atau kendakpelasan dari interaksi
Gangguan interaksi social merupkan suatu gangguan hubungan flexible yang menimbulkan perilaku mal adaptive dan menganggu fungsi seseorang dalam berhubungan social
Sebagai mahkluk social manusia membutuhkan ornag lain dan lingkungan sisial dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya, tanpa ada interaksi dan hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya menimbulkan respon sosial pada individu.
2.      Rentang Respon Sosial
Respon adaptif                                                Respon Madaptif


 


Menyendiri (schedule)         Kesepian menarik        Manipulasi inpulsif narkrisme
                                                diri  ketergantungan
a.       Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang masih dapat diterima oleh norma-norma social dan budaya yang umum yang berlaku atau batas normal
1.      Menyendiri
KEmampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide pikiran perasaan dalam hubungan sosial
2.      Otonomi
Kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial
3.      Kebersamaan
Merupakan dalam hubungan interpersonal  dimana mampu untuk memberi dan menerima
4.      Saling ketergantungan dalam rangka membina hubungan social 
B.      FATOSIOLOGU
Berhubungan dengan rasa malu, keterbatasan mobilitas fisik atau energi skunder akibat kehilangan fungsi tubuh. Penyakit terminal atau kehilangan bagian tubuh, berhubungan dengan hambatan komunikasi sekunder akibat kurang pendengaran, penglihatan kesukran bicara atau penyakit mental kronis
C.    FAKTOR PENCETUS
1.      Tumbuh kembang
Menurut Stuart and Sundeen (1998) system keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon social maladaptive.
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus di patuhi agar tidak terjadi gangguan hubungan social. Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi misalnya fase oral tugas membentuk rasa saling percaya tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan social selanjutnya yang dapat mengatakan masalah  lain antara lain curiga
2.      Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan factor pendukung untuk terjadinya ganggun dalam interkasi osial ex. Menerima pesan yang saling bersaman, ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan keluarga.
3.      Faktor social keluarga
Isolasi social atau mengaisngkan diri dari lingkungan social merupakan suatu factor pendukung terjadinya gangguan alam hubungan social, hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh kelauyrga, diman setiap anggota kelaurga yang tidak  produktif seperti usia lanjut penyakit kronis  dan penyandnag cacat dari lingkungan social. 
D.    STREES PENCETUS
Menurut (Stuart and sundeen 1998) streesor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan strees ex kehilangan.
Stressor pencetus dapat di kelompokkan dalam katagori
1.      Stressor psikologis
Stress dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya misalnya karma dirawat di rumah sakit.
2.      Stressor  psikologis
Anm stetas bert yang berkepanjangan terjadi dengan keterbtasan kemampuan untuk mengatasinya tuntutana untuk berpisah dengan ornag lin terdekat atau keggalan ornag lain untuk memnuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Rumah Sakit Jiwa Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa “Edisi Pertama, Bandung”, 1996.
2.      Keperawatan Jiwa II Hari Dan Tindakan Keperawatan, Cetakan Ke 2 Tahun 2002
3.  Direktorat Kesehatan Jiwa Dirjen Pelayanan Medik “Petunjuk Tehnis Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa”, Depkes R.I Jakarta 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar