KONSEP DASAR
1.
Pengertian
KKP (Kekurangan Kalori Protein) adalah pada dasarnya terjadi karena
defisiensi energi dan defesiensi protein, disertai susunan hidangan yang tidak
seimbang.
2.
Etiologi
- Kegagalan menyusui, karena ibu meninggal, pembuangan/persaingan anak atau kegagalan menyusi yang sebenarnya
- Kelaparan, karena pengobatan, terjadi karena masa puasa yang terlalu lama, pada anak yang menderita diare.
- Kegagalan memberikan makanan tambahan, dapat terjadi pada anak yang hanya mendapat ASI yang berkepanjangan.
3.
Patofisiologi
- Selalu ada
1)
Kegagalan pertumbuhan, terlihat adanya berat badan
rendah kecuali bila oedema muncul
2)
Oedema bengkak tungkai bawah, dan kaki odema, sering
juga pada tangan, panggul bawah, kadang muka.
3)
Otot-otot menyusut tetapi lemak di kulit disimpan,
anak-anaknya menggunakan otot-ototnya untuk menyediakan protein.
4)
Kesengsaraan sukar diukur dengan gejala awal anak
menjadi rewel diikuti dengan perhatian yang berkurang.
- Biasanya ada
1) Perubahan
rambut : Warnanya lebih muda, coklat
kemerahan, mendekati putih, dan sebagainya, kurus panjangan dan halus, mudah
lepas bila ditarik.
2) Warna
kulit : Lebih mudah, seluruh
tubuh atau sering pada muka dibandikan warna kulit anak yang sehat.
3)
Tinja yang encer ini mungkin disebabkan gangguan
penyerapan makanan, terutama gula.
Anemia yang tidak berat biasanya ada kemungkinan infeksi cacing atau
malaria.
4.
Manifestasi Klinis
- Anak sangat kurus sekali tinggal tulang dan kulit
- Oedema
- Busung lapar
- Anak sangat lapar dan sering menunjukkan adanya oedema terutama di daerah kaki.
5.
Penatalaksanaan
- Makanan
Susu Skin (SSB) harus diberikan pada pada ibu sekali atau 2 kali
seminggu bila keadaan setempat mengizinkan.
Misalnya : Lima
sendok teh SSB per Bb perhari.
- Infeksi
Bila malaria muncul berikan pengobatan 3 hari dengan Klorokuin per oral
(75 mg atau 1/2 tabel sehari) selama 3 hari berturut-turut.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Identitas peserta terdiri dari : Nama, Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Status Agama.
B.
Riwayat Kesehatan
- Riwayat Penyakit Sekarang
-
Lemah
-
Anorexia
-
Ansitas nefrotis
-
Oedema
- Riwayat Penyakit Lalu
-
Kwashiorkor
- Pola Kebiasaan
1.
Pola makan dan minum
Pasien mengalami anorexia
2.
Pola aktivitas
Tidak dapat melakukan karena pasien mengalami kalori protein.
3.
Pola istirahat
Pasien lebih suka menghabiskan waktu di tempat tidur
4.
Pola eliminasi
Pasien mengalami proteinuria (kekurangan kadar protein dalam urin)
5.
Personal Hygiene
Kurang baik
6.
Riwayat psikologi
Pasien mengalami lemah dan takut dengan keadaannya
7.
Riwayat sosial
8.
Menurut kepercayaannya masing-masing
C.
Pemeriksaan Fisik
1. KU
: lemah
2. Vital
Sigh : TD menurun
3. Nadi : cepat
4. Pernafasan
: cepat
5. Suhu : -
D.
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan urin
ANALISA DATA
No.
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
|
1.
2.
3.
|
DS :
DO :
DS :
DO :
DS :
DO :
|
Lemah, anorexia
Intake yang kurang
Sullit bernafas
Nafas cepat
Urin bewarna gelap, ketal dan ada rasa
nyeri
Sakit kepala, mual kaki mulai basah
|
Intake yang tidak adekuat
Udim paru-paru kecepatan
Kekurangan prote-in, disfungsi ginjal
Penuraran kemampuan ginjal
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Pola nafas yang tidak efektif
Intoleransi aktivitas
Kelebihan volume cairan.
|
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a.
Tujuan
Nutrisi tubuh tetap
b.
Intoleransi
-
Pasien berperan aktif dalam peningkatan skala BB
-
Mengkonsumsi diit tinggi kalori, protein dan lain-lain.
-
Pantau BB pasien setiap kali
c.
Rasionalisasi
-
Keikutsertaan pasien secara aktif dalam asupan protein
memberikan pasien kontrolnya terhadap hidup.
-
Mengkonsumsi makanan-makanan kecil seperti :
kacang-kacangan, sayur-sayuran yang cukup sekali.
2.
Pola napas yang tidak efektif berhubungan dengan
kelelahan
- Tujuan
Pernafasan kembali normal
- Intervensi
-
Ajarkan ke pasien teknik-teknik bernafas
-
Atur posisi pasien
- Rasionalisasi
-
Pasien bisa mengontrol pernafasannya pada saat
inspirasi dan ekspirasi.
-
Akan membuat pasien nyaman dan relaks
3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kekurangan
kalori protein
- Tujuan
Kadar protein tetap normal tanpa keluaran dengan peningkatan aktivitas
- Intervensi
-
Gunakan diit tinggi protein
-
Pantau kekurangan kalori tubuh yang berlebihan.
- Rasionalisasi
-
Untuk mengamati kehilangan protein tubuh yang
berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
D. D. Jelliffe, Kesehatan Anak di Daerah Tropis, Edisi
Keempat, 1994
2.
FJ., Bennet
MB, MB., ch, B., DP.H., Profesi
Sosial di Kedokteran.
3.
C. Pearlce Evelyn, Anatomi Difisiologi untuk
Paramedis, PT. Gramedia, Jakarta,
1984
4. Depkes, RI., Direktorat Kesehatan, Khusus di Swasta,
Dirjen Yanmedis, Buku Pedoman Penggunaan Pengganti ASI, Jakarta, 1988
5.
Staff Pengajar IKA FKUI, Buku Kuliah IKA, Jilid
I, II, III, FKU, Jakarta,
1985,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar